Keinginan dia



Malam ini cuaca sangat bersahabat denganku. Diriku mengenakan baju kaos yang berwarna hijau dan celana jens yang panjangnya menutupi mata kakiku, serta jacket yang melapisi kaos hijau. Kini tiba saatnya aku JJM (baca: jalan-jalan malam) untuk mencari angin malam di metropolitan. Aku terus berjalan mengitari keramaian kota. Ketka aku lewat di persipangan kota tak sengaja mata ini tersorot kearah objek yang tak pantas untuk di lihat. Aku langsung bergegas pergi dari tempat yang hina itu. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara orang meminta tolong. Pikiranku  yang masih terbayang objek yang tadi, kurasa orang yang meminta tolong itu sudah biasa terjadi di tempat ini. Tapi lama-kelamaan suara itu semakin tak henti-hentinya menyerumuti daun telingaku. Aku memalingkan padangan ke suara terselubung itu. Aku terus berjalan dan suara itu semakin jelas terdengar, teryata suara itu adalah suara seorang wanita yang sedang diganggu oleh empat orang pemuda, dan mereka semua melirik kearahku seraya mengertakku.
            “ mau ngapain qo, di sini ha? “
                        Salah satu dari pemuda itu.
“ Enggak ada bang, cuman mau nanyak ny, kenapa ceweq itu dari tadi saya dengar dia meminta tolong “.
                        Jawabku sambil  lugu.
      “ Bukan urusan qo, mau kami bunuh kek, mau kami makan kek, pokoknya bukan urusan qo “.
“ Iiiihh,,serem, abang seperti Sumanto makan danging manusia, di larang sama agama loh bang “.     Memancing kemarahan para pemuda itu.
“ Udah tau, tadi cumin bercanda, mana mungkin kami makan manusia, huumnya haram tau”.
            “ Oooo..jadi buat apa cewek malang itu “.
“ Bukan urusan qo “.
       “ Lepasi dong bang, kagak baek “.
                        “ Ngajak berantem qo ya “. Sambil mengertakku.
“ Boleh…….siapa takut “ sambil sombong.
Permainan baru saja di mulai, untungnya aku ada sedikit Bela diri yang ku pelajari di sekolah dulu. Aku mulai memasang kuda-kuda untuk melawan mereka. Pertempuran terus berlangsung dan akhirnya, diriku adalah pemenangnya. Dan para pemuda itu lari pontang-panting dari tatapanku. Aku melihat wanita itu sedang menangis di sudut malam. Aku perlahan-lahan menghampiri wanita iru, dan memegang pundaknya, dengan secepat kilat telapak tangannya mendarat di pipi kananku. Aku tak tau apa yang telah aku lakukan pada dirinya.
            “ Kenapa kamu menampar aku”.    Sambil mengelus-elus pipi.
“ Kenapa kamu ngusir mereka “.   Sambil menatap mataku.
            “ mereka siapa ?, maksud kamu pemuda tadi “. Kali ini aku mengaruk-garu kepala, semakin enggak mengerti dengan yang iya bilang.
“ Emmm,,,” jawabnya singkat.
            “ Tadi kenapa kamu minta tolong,  Ha,,,?? “.
“ Itu…..itu cumin acting tau “.
                        “ Acting apanya, tapi kayak mau di…  Emmm!!!!  “.

            Dia terus menangis di sudut malam, aku semakin bingung dengan apa yang dia ucapkan tadi. Kita tolong salah enggak tolong pun lebih salah lagi. Jacket yang aku kenakan, aku lepaskan dan menutupi tubuhnya karnaku tau angin malam itu tak bagus untuk kesehatan dan seraya aku meminta maaf atas kesalahanku tadi. Walaupu aku sendiri tidak tau apa salahku padanya. Aku mulai memperkenalkan diriku padanya dan aku ngomong panjang lebar dengannya bias di bilang mulai akrab. Namanya Safira, sebenarna dia enggak mau berkerja seperti ini tapi apa boleh buat dia harus member makan adek-adeknya yang masih kecil-kecil. Kami ngobrol sambil melangkah menuju ke rumah safira yang tak jauh dari tempat tadi. Setelah lama kami melangkahdan akhir aku dan Safira tiba juga di rumah Safira. Ketika aku masuk kedalam rumahnya, aku sungguh terkejut melihat kondisi rumahnya dan isinya. Rumahnya seperti hamparan laut yang luas, di kiri kanan aku melihat tak ad kursi maupun meja apa lagi barang-barang electronic, yang ada hanya tikar dan bantal tempat adek-adek sekarang melepaskan lelah mereka. Dan sebuah bingkai foto yang mungkin itu adalang peninggalan dari keluarganya. Aku sungguh Iba melihat keadaan safira sekarang dengan adek-adeknya. Aku meminta izin pada safira untuk pulang kerumah soalnya sudah larut malam enggak enak dengan tetangga, nanti timbul dongeng yang enggak enak di dengar.

****
            “  Fir, kenapa kamu enggak nyari kerja “.
“ udah berapa kali Fir nyari lowongan kerja tapi  enggak ada satupun yang mau menerima Fir “.
            Air permata bening membasahi pipi manisnya itu.
            “ Oooo…sabar ya Fir, itu munkin hanya cobaan dari Allah untuk Fir, seyum dong ayo semangat kita tak boleh menyerah, bener enggak ?”.
            “ iya, makasih ya atas sprotnya”  sambil terseyum lebar dan menghapus permata di pipinya.
“ Fir. Ini ada sedikit rejeki buat Fir untuk buka usaha, dengan uang ini mudah-mudahan bermamfaat buat Fir”.
            Sambil menyodorkan uang yang jumlahnya,  RP 1.200.000.-00.
 “ Dari mana yudi mendapatkan uang sebanyak ini, dan mengapa yudi berikan kepada Fir “.
            “ Uang ini hasilku kerja selama ini, karna yudi tau safira mau berusa untuk menjadi yang lebih baik lagi. Jadi aku mohon kamu tak menolak pemberianku ini , karana yudi ikhlas untuk menolong Fir dengan adik-adik Fir yang masih kecil”.
“ Baiklah, Fir terima uang ini, akn Fir mamfaatkan sebaik mungkin”
            Sambil melemparkan seyum manisnya kepada ku.
“ Kalau bileh tau yudi kerja apa sich ?”.   Nayak lagi.
            “ Emm.. apa ya, banyak kali Fir”.  Sambil menggaruk-garuk kepala.
Soalnya itu memang kebiasaan ku, padahal enggak ada ketombe.
            “ Sudah, bilang saja, kan Fir dengar semua ceritamu”.
“ Emm, pas SMP dulu akuj pernah berkerja di pabrik batu bata. Terus karna ribet kali aku pum pindah kerja di Kilang padi setahun kemudian setelah aku kerja di Kilang padi aku mulai buka usaha baru namanya “ SOP BUAH” Allhamdulillah dengan usahaku kali ini aku bias hidup mandiri”.     Sambil malu_malu aku ucapin kata demi kata.

“ Iiiihh…keren banget, aku maulah seperti yudi, entar dengan uang ini aku akan buka usaha seperti yudi”.      Sambil menggumpal tangannya.
“ Wahh.. bagus tu,, itu baru namanya Safira”.
     Aku mulai menyemangatinya

****
Aku bangga dengan keadaan Safira sekarang, Safira enggak lagi kerja seperti malam hari itu ….. Aku bangga bias bahagiakan orang,walaupun sebenarnya uang itu kan ku gunakan untuk jejang perkuliahan nanti, tapi enggak apa-apalah yang penting ikhlas , nanti dib alas dengan Allah SWT, mungkin lebih luar biasa lagi.
     Setiap hari aku datang untuk melihat Safira, kini usahanya sudah mulai pesat, dan Safira pun mengucapkan banyak terima kasihkepada ku.
Aku memainkan gitar ku dan aku mulai bernyayi di kesuyian malam dengan judul
“ Kupu_Kupu Malam” yang di bawakan oleh Kangen Band.




         Karya : eko wahyudi

Related

cerpen 2696745890742912390

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

make own

Selamat Datang Di Fhikar Note [Dofollow]

Salam Blogger | Senang rasanya sobat blogger sudah bersedia singgah disini. semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya, dan apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya, dengan harapan kita sebagai sesama blogger bisa menjalin silaturohmi antar sesama blogger.
Selengkapnya tentang saya

Sekilas tentang penulis

Fhikar Note

Nama Saya Zhulfhikar Altafb ramadhan
Nama lengkap saya adalah Zhulfhikar anak pertama dari tiga bersaudara. saya sering di panggil fhikar oleh teman-teman saya, saya berasal dari keluarga sederhana, tidak kaya juga tidak miskin, saat ini saya sedang bersekolah di sekolah teknik Di SMKN 1 KUALA KENCANA (TIMIKA-Papua)

Info

Comments

Salam Blogger | Senang rasanya sobat blogger sudah bersedia singgah disini. semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya, dan apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya, dengan harapan kita sebagai sesama blogger bisa menjalin silaturohmi antar sesama blogger.
Selengkapnya tentang saya

Sekilas tentang penulis

Fhikar Note

Nama Saya Zhulfhikar Altafb ramadhan
Nama lengkap saya adalah Zhulfhikar anak pertama dari tiga bersaudara. saya sering di panggil fhikar oleh teman-teman saya, saya berasal dari keluarga sederhana, tidak kaya juga tidak miskin, saat ini saya sedang bersekolah di sekolah teknik Di SMKN 1 KUALA KENCANA (TIMIKA-Papua)

Side Ads

More on this category »

Text Widget

Connect Us

item